Untuk review setiap komiknya mungkin lain waktu, untuk kali ini kami akan mereview majalahnya secara keseluruhan.
Bentuk majalahnya sendiri cukup besar seperti majalah tabloid pada umumnya, bedanya isinya komik dari berbagai judul yang bersambung atau sekaligus tamat, majalahnya sendiri sering mendapatkan kritikan dari banyak orang karena menggunakan style manga yang dianggap milik Jepang, sebenarnya stigma ini salah, karena format komik sendiri bukanlah milik Jepang dan dulu saat Jepang pertama kali menerbitkan komik, stylenya lebih mirip style dari komik Amerika Serikat.
Kekurangan RE:ON
Kekurangan majalah ini terletak di beberapa komik didalamnya yang artnya masih ada yang tidak stabil atau backgroundnya dari stock photo. Layout dan pemilihan kata-katanya pun masih terasa kalah dibandingkan komik luar negeri yang sudah umum ada dimana-mana, namun untuk sebuah karya awal Indonesia, Re:on sudah sangat cukup membanggakan. [Komik mana saja yang memiliki kekurangan akan dibahas pada review lain waktu]
Kelebihan RE:ON
Untuk majalah komik kompilasi harganya terjangkau dan banyak komik yang sudah sangat mapan di dalamnya bahkan sekelas karya komik luar negeri. Dan ini nilai penting untuk majalah komik, sebuah seri flagship yang membawa karya-karya lainya yang kurang bagus, seperti naruto yang menjadi flagship shonen jump.
Promosi marketingnya sangat beragam dan patut di puji, seringkali diadakan event cosplay yang melibatkan para cosplayer lokal, memotifasi mereka untuk menjadi karakter lokal dan membuat re:on makin terkenal di kalangan publik.
Kesimpulan
Walau masih berat bila dibandingkan dengan kompetitor majalah komik lain dari luar negeri, untuk dalam negeri saat ini re:on adalah yang terbaik karena menjadi satu-satunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar