Review Komik Tiap Detik pt.2
Kenapa Komik Tiap Detik Menimbulkan Kontroversi?
Komik "Tiap Detik", Komik buatan dalam negeri yang menggunakan style penggambaran Jepang ini terbit 15 Mei 2015, langsung membuat heboh dunia komik lokal, walau tim jejaklangkah terlambat mengetahui keberadaan komik ini, kami mencoba mereviewnya secara obyektif dan tidak bias di review bagian pertama [...]
Yang paling membuat kami terkejut adalah bagaimana komik ini memancing perhatian banyak pelaku di dunia seni, saat kami mencari data dan informasi untuk mereview komiknya kami banyak menemukan argumen di internet seperti air dan api soal komik ini, tidak pernah terlihat hal yang sama seperti ini pada komik lain, banyak teori bertebaran namun ternyata alasanya cukup sederhana hanya saja berat untuk mengakuinya. Berikut analisa yang kami dapatkan.
Penggunaan Style Jepang.
Penggunaan komik lokal dengan style Jepang memang bukan sekali ini saja terjadi dan sebelumnya juga sudah banyak yang kena serangan di Internet seperti majalah Re:on [...] yang sebelumnya kami review juga secara singkat, Kenapa diserang? Pemahanan mana yang produk Indonesia di kalangan masyarakat Indonesia itu sangatlah kurang, banyak dari rakyat kita akan melihat sebuah produk buatan Jepang namun di dalamnya ada unsur kebudayaan Indonesia itulah produk Indonesia, yang sebenarnya sangatlah salah, karena biar bagaimanapun itu produksi Jepang dan uang keuntungan dari produk tersebut jatuh ke tangan Jepang [...]
Mindset tersebut membuat karya yang menggunakan style orang asing walaupun produksi dalam negeri di salah artikan menjadi produk luar negeri yang menguntungkan luar negeri, padahal sama sekali tidak, lagipula komik jaman dulu seperti Godam, Gundala dan banyak lagi menggunakan style orang asing juga.
Hal inilah yang dialami oleh komik tiap detik, sebuah mindset yang salah membuat banyak orang menganggap komik tiap detik menguntungkan orang asing karena tidak ada kebudayaan Indonesia, sebenarnya itu salah besar, Keuntungan apapun yg diperoleh oleh komik tiap detik akan jatuh ke tangan negeri sendiri. Contohnya Bahkan Negara asingpun banyak yang membuat karya yang berasal bukan dari kebudayaan mereka sendiri. Lagipula saat kami baca dan review komik ini sendiri tidak sama sekali memperlihatkan kebudayaan asing.
Paranoia Berlebihan.
Rasa takut berlebihan bisa juga menjadi faktor suatu produk menjadi kontroversial, bayangkan seorang penjual minuman ringan yang sudah lama menjual barang daganganya disuatu pasar, tiba-tiba muncul orang baru yang menjual barang yang sama namun memiliki cara pendekatan yang berbeda, banyak sudah terjadi dimana si pedagang yang lama jadi takut berlebihan bila barang daganganya menjadi tidak laku karena si orang baru. Padahal belum tentu. Apalagi bila jumlah konsumer yang ada di pasar tersebut sangatlah banyak. Selera orang itu berbeda-beda kan.
Selain karena rasa takut dari persaingan pasar ada juga rasa takut karena selera, hanya karena kami tidak begitu suka Batman V Superman, bukan berarti kami akan trauma menonton semua produksi warner bross atau bahkan Hollywood.
Sayangnya yang di alami komik tiap detik adalah kombinasi kedua hal tersebut, dimana kami lihat prilaku dari orang yang seprofesi dan kompetitor seperti sangat paranoid sampai marah-marah di media sosial. Mindset dan prilaku seperti ini sebenarnya sangat self-destructive dan kekanak-kanakan.
Qualitas atau Ego.
Kadang saat kami menikmati suatu film kami ingin mengajak teman kami menonton film yang sama, merekomendasikan film tersebut dan memberi review bagus soal film tersebut, berbeda ketika kami melihat sebuah film yang kurang bagus, biasanya kami hanya langsung melupakan film tersebut.
Lalu Bagaimana dengan Komik Tiap Detik? Kami sudah membahas sebelumnya sebenarnya di luar negeri banyak contoh komik yang kualitasnya tidak stabil atau kurang kadang di bawah komik tiap detik namun masih bisa kompeten, seperti Elfen Lied dan Hunter x Hunter. Seharusnya hal ini tidak akan membuat kontroversi, kecuali bila artnya sama sekali tidak redeemable.
Sehingga kami berpikir yang membuat kontroversinya bukan karena kualitasnya namun ego masing-masing dengan mindset "Aku bisa membuat gambar lebih bagus dari itu, harusnya karya akulah yang dikagumi"
Dari banyak data yang kami terlusuri memang faktanya hampir semua feedback negatif berasal dari pelaku seni seprofesi atau kompetitor yang inti komentarnya adalah "harusnya karya mereka yang dikagumi karena lebih bagus, bukannya karya dibawah standar itu menurut opini mereka" yang mereka bungkus dengan ala media framing.
Sangat bertolak belakang dengan komentar publik umum yang kami temukan di ngomik.com, page author atau media sosial yang kebanyakan positif. Apalagi ternyata feedback negative tersebut mulai bermunculan sejak diumumkan komiknya akan diterima oleh penerbit, saat masih di ngomik.com dari view yang sudah menembus puluhan ribu tidak ada feedback negative sama sekali.
Sangat bertolak belakang dengan komentar publik umum yang kami temukan di ngomik.com, page author atau media sosial yang kebanyakan positif. Apalagi ternyata feedback negative tersebut mulai bermunculan sejak diumumkan komiknya akan diterima oleh penerbit, saat masih di ngomik.com dari view yang sudah menembus puluhan ribu tidak ada feedback negative sama sekali.
Tindakan Author menghadapi hater.
Hater, dalam sebuah persaingan pasti ada serpihan hampasnya yang disebut hater, semua karya di dunia ini pasti ada haternya, Harry Potter ada haternya, Frozen ada Haternya bahkan kitab suci ada haternya.
Bagaimana tindakan seseorang dalam menghadapi hater yang menentukan apakah akan memperparah atau menghilangkan haternya, sayangnya setelah kami menelusuri akun facebook dari author komik tiap detik, kami bisa melihat kenapa haternya makin parah. Bukan tugas seorang author untuk menjawab semua pertanyaan hater dan menanggapinya, karena hal itu bisa memperparah keadaan.
Sesuatu yang baik kadang bisa di twist menjadi sesuatu yang buruk.
Kesimpulan
Komik "Tiap Detik" mengundang Kontroversi karena banyak dari pelaku seni di Indonesia terutama author, illustrator dan komikus merasa lebih pantas mendapatkan posisi komik tiap detik sehingga memancing mereka untuk melampiaskan rasa frustasi mereka di media sosial yang kemudian diikuti oleh follower mereka.
Hal tersebut membuat kami ingin tahu lebih jauh siapakah Renato Reimundo Junior sebenarnya dan sejarah lengkap dirinya.
Baca juga review komik tiap detik bagian pertama dengan fokus isi bukunya : http://www.jejaklangkah.tk/2016/05/review-komik-tiap-detik-pt1.html
Baca Juga Siapakah Author Komik Tiap Detik
http://www.jejaklangkah.tk/2016/05/siapakah-author-komik-tiap-detik.html
Baca Juga Fakta Komik "Tiap Detik"http://www.jejaklangkah.tk/2016/05/fakta-komik-tiap-detik.html
Baca juga review komik tiap detik bagian pertama dengan fokus isi bukunya : http://www.jejaklangkah.tk/2016/05/review-komik-tiap-detik-pt1.html
Baca Juga Siapakah Author Komik Tiap Detik
http://www.jejaklangkah.tk/2016/05/siapakah-author-komik-tiap-detik.html
Baca Juga Fakta Komik "Tiap Detik"http://www.jejaklangkah.tk/2016/05/fakta-komik-tiap-detik.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar